Crypto

Menghitung Harga Pokok Produksi

414
×

Menghitung Harga Pokok Produksi

Share this article
Menghitung Harga Pokok Produksi
Menghitung Harga Pokok Produksi

Menghitung Harga Pokok Produksi – Salam Sobat Receh. Menghitung harga pokok produksi (HPP) merupakan hal vital yang harus diperhatikan oleh para pelaku bisnis. HPP merupakan biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi barang atau jasa, termasuk di dalamnya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan lain-lain.

Harga Pokok Produksi yang terlalu tinggi dapat menurunkan keuntungan perusahaan, sedangkan Harga Pokok Produksi yang terlalu rendah dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan. Maka dari itu, dalam artikel ini kami akan membahas cara menghitung HPP secara rinci dan detail.

Bagaimana cara menghitung HPP, perlu diketahui terlebih dahulu tentang beberapa konsep penting.

  • Pertama, biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan peningkatan produksi.
  • Kedua, biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah seiring dengan peningkatan produksi.
  • Ketiga, jumlah produksi adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
  • Keempat, margin keuntungan adalah selisih antara harga jual dan Harga Pokok Produksi, yang menjadi keuntungan bersih bagi perusahaan.

Setelah memahami konsep-konsep tersebut, selanjutnya kita akan membahas cara menghitung HPP dengan metode biaya total dan metode biaya variabel. Mari kita mulai dengan metode biaya total.

Menghitung Harga Pokok Produksi Dengan Metode Biaya Total

Metode biaya total adalah metode Harga Pokok Produksi yang memperhitungkan semua biaya produksi, baik biaya variabel maupun biaya tetap. Metode ini cocok digunakan pada perusahaan dengan produksi yang tidak banyak berubah dalam jangka waktu lama.

  • Menghitung Biaya Variabel

    Kita mulai dengan menghitung biaya variabel. Biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan peningkatan produksi. Contoh biaya variabel antara lain adalah bahan baku, upah tenaga kerja langsung, dan biaya pengiriman.

    Nama Biaya Jumlah
    Bahan Baku Rp 1.000.000
    Upah Tenaga Kerja Langsung Rp 500.000
    Biaya Pengiriman Rp 100.000
    Total Biaya Variabel Rp 1.600.000

    Sebagai contoh, perusahaan A memproduksi 100 unit barang dengan biaya variabel sebesar Rp 1.600.000. Maka, biaya variabel per unit yang dikeluarkan adalah:

    • Biaya Variabel per Unit = Biaya Variabel / Jumlah Produksi
    • Biaya Variabel per Unit = Rp 1.600.000 / 100
    • Biaya Variabel per Unit = Rp 16.000
  • Menghitung Biaya Tetap

    Selanjutnya, kita perlu menghitung biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah seiring dengan peningkatan produksi. Contoh biaya tetap antara lain adalah biaya sewa gedung, listrik, dan gaji karyawan administrasi.

    Sebagai contoh, perusahaan A memiliki biaya tetap sebesar Rp 500.000. Maka, biaya tetap per unit yang dikeluarkan adalah:

    • Biaya Tetap per Unit = Biaya Tetap / Jumlah Produksi
    • Biaya Tetap per Unit = Rp 500.000 / 100
    • Biaya Tetap per Unit = Rp 5.000
  • Menghitung Harga Pokok Produksi

    Setelah menghitung biaya variabel per unit dan biaya tetap per unit, selanjutnya kita dapat menghitung HPP per unit dengan menggunakan rumus berikut:

    • HPP per Unit = Biaya Variabel per Unit + Biaya Tetap per Unit
    • HPP per Unit = Rp 16.000 + Rp 5.000
    • HPP per Unit = Rp 21.000

Dengan demikian, HPP per unit yang dikeluarkan oleh perusahaan A adalah sebesar Rp 21.000.

Menghitung Harga Pokok Produksi Dengan Metode Biaya Variabel

Metode biaya variabel adalah metode penghitungan HPP yang hanya memperhitungkan biaya variabel, tanpa memperhitungkan biaya tetap. Metode ini cocok digunakan pada perusahaan dengan produksi yang berubah-ubah dalam jangka waktu pendek.

  • Menghitung Biaya Variabel per Unit

    Langkah pertama dalam metode biaya variabel adalah menghitung biaya variabel per unit. Caranya sama seperti perhitungan pada metode biaya total.

    Sebagai contoh, perusahaan B memproduksi 200 unit barang dengan biaya variabel sebesar Rp 3.000.000. Maka, biaya variabel per unit yang dikeluarkan adalah:

    • Biaya Variabel per Unit = Biaya Variabel / Jumlah Produksi
    • Biaya Variabel per Unit = Rp 3.000.000 / 200
    • Biaya Variabel per Unit = Rp 15.000
  • Menghitung Margin Keuntungan

    Setelah menghitung biaya variabel per unit, kita dapat menghitung margin keuntungan dengan menggunakan rumus berikut:

    • Margin Keuntungan = Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit

    Sebagai contoh, perusahaan B menjual barang dengan harga Rp 25.000 per unit. Maka, margin keuntungan per unit adalah:

    • Margin Keuntungan per Unit = Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit
    • Margin Keuntungan per Unit = Rp 25.000 – Rp 15.000
    • Margin Keuntungan per Unit = Rp 10.000
  • Menghitung Harga Pokok Produksi

    Setelah menghitung margin keuntungan, kita dapat menghitung HPP per unit dengan menggunakan rumus berikut:

    • HPP per Unit = Harga Jual per Unit – Margin Keuntungan per Unit

    Sebagai contoh, perusahaan B memperoleh margin keuntungan sebesar Rp 10.000 per unit. Maka, HPP per unit yang dikeluarkan adalah:

    • HPP per Unit = Harga Jual per Unit – Margin Keuntungan per Unit
    • HPP per Unit = Rp 25.000 – Rp 10.000
    • HPP per Unit = Rp 15.000

Dengan demikian, HPP per unit yang dikeluarkan oleh perusahaan B adalah sebesar Rp 15.000.

Kelebihan dan Kekurangan Cara Menghitung Harga Pokok Produksi

  • Kelebihan Menghitung Harga Pokok Produksi

Salah satu kelebihan cara menghitung HPP adalah kemampuannya untuk memberikan gambaran yang akurat mengenai biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan mengetahui HPP, perusahaan dapat menentukan harga jual yang tepat dan tidak merugi akibat produksi yang terus menerus.

Selain itu, cara menghitung HPP juga dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan kinerja produksinya. Dengan mengetahui komponen-komponen biaya yang dikeluarkan, perusahaan dapat mengevaluasi penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.

Terakhir, cara menghitung HPP juga dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis yang tepat. Misalnya, jika perusahaan ingin meningkatkan margin keuntungan, maka perlu mengurangi biaya produksi agar HPP per unit menjadi lebih rendah.

  • Kekurangan Menghitung Harga Pokok Produksi

Salah satu kekurangan cara menghitung HPP adalah ketidaktepatannya dalam memperhitungkan biaya tetap. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, metode biaya total memperhitungkan semua biaya produksi, termasuk biaya tetap. Namun, biaya tetap cenderung tidak berubah seiring dengan peningkatan produksi, sehingga dapat mempengaruhi hasil perhitungan HPP yang tidak akurat.

Selain itu, cara menghitung HPP juga dapat memakan waktu yang cukup lama dalam penghitungan dan perhitungan yang kurang tepat dapat berdampak pada keputusan bisnis yang tidak akurat. Maka dari itu, perlu dilakukan evaluasi berkelanjutan pada metode yang digunakan untuk memperhitungkan HPP.

Tabel Menghitung Harga Pokok Produksi

Metode Biaya Variabel per Unit Biaya Tetap per Unit HPP per Unit
Biaya Total Rp 16.000 Rp 5.000 Rp 21.000
Biaya Variabel Rp 15.000 N/A Rp 15.000

FAQ

1. Apa yang dimaksud dengan HPP?

Harga Pokok Produksi (HPP) adalah biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi barang atau jasa, termasuk di dalamnya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan lain-lain.

2. Kenapa perlu menghitung HPP?

HPP perlu dihitung untuk mengetahui biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan agar tidak merugi dan dapat menentukan harga jual yang tepat.

3. Apa saja komponen biaya produksi?

Komponen biaya produksi antara lain adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, biaya distribusi, biaya penjualan, dan biaya administrasi.

4. Apa bedanya metode biaya total dan metode biaya variabel?

Metode biaya total memperhitungkan semua biaya produksi, baik biaya variabel maupun biaya tetap, sedangkan metode biaya variabel hanya memperhitungkan biaya variabel tanpa memperhitungkan biaya tetap.

5. Kapan sebaiknya menggunakan metode biaya total?

Metode biaya total cocok digunakan oleh perusahaan dengan produksi yang tidak banyak berubah dalam jangka waktu lama.

6. Kapan sebaiknya menggunakan metode biaya variabel?

Metode biaya variabel cocok digunakan oleh perusahaan dengan produksi yang berubah-ubah dalam jangka waktu pendek.

7. Apa kelemahan metode biaya total?

Kelemahan metode biaya total adalah ketidaktepatannya dalam memperhitungkan biaya tetap.

8. Apa kelemahan metode biaya variabel?

Kelemahan metode biaya variabel adalah tidak memperhitungkan biaya tetap yang dapat mempengaruhi hasil perhitungan HPP yang tidak akurat.

9. Apa yang dimaksud dengan margin keuntungan?

Margin keuntungan adalah selisih antara harga jual dan HPP, yang menjadi keuntungan bersih bagi perusahaan.

10. Apa yang harus dilakukan jika margin keuntungan terlalu rendah?

Jika margin keuntungan terlalu rendah, perlu dilakukan evaluasi kembali pada biaya produksi dan mengurangi biaya produksi agar HPP menjadi lebih rendah.

11. Bagaimana menghitung HPP jika biaya produksi berubah-ubah setiap bulannya?

Jika biaya produksi berubah-ubah setiap bulannya, sebaiknya menggunakan metode biaya variabel untuk memperhitungkan hanya biaya variabel yang dikeluarkan.

12. Apa dampak jika HPP terlalu tinggi?

Jika HPP terlalu tinggi, dapat menurunkan keuntungan perusahaan dan berdampak pada kemampuan perusahaan untuk bersaing di pasaran.

13. Apa dampak jika HPP terlalu rendah?

Jika HPP terlalu rendah, dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan dan kualitas produk yang dihasilkan mungkin tidak memuaskan pelanggan.

Kesimpulan Cara Menghitung Harga Pokok Produksi

Dalam menghitung HPP, terdapat dua metode yang dapat digunakan yaitu metode biaya total dan metode biaya variabel. Metode biaya total memperhitungkan semua biaya produksi, baik biaya variabel maupun biaya tetap, sedangkan metode biaya variabel hanya memperhitungkan biaya variabel tanpa memperhitungkan biaya tetap.

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang perlu dipertimbangkan. Dalam menentukan HPP, perusahaan perlu memperhitungkan dengan teliti agar tidak terjadi kerugian yang dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.

Disclaimer

Artikel ini disusun berdasarkan pengetahuan dan pengalaman penulis. Informasi dalam artikel ini bersifat umum dan tidak mengacu pada kondisi spesifik masing-masing perusahaan. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan bisnis, perusahaan sebaiknya mempertimbangkan informasi yang lebih detail dan kondisi perusahaan yang ada.

Penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan atau kerugian yang mungkin timbul akibat penyalahgunaan informasi dalam artikel ini.